Senin, 07 Oktober 2013

MENYOAL SEKLUMIT KONSELOR ISLAMI


Dalam membantu klien agar kembali kata hatinya berfungsi, konselor Islami seyogianya mengaplikasikan Asmaul Husna. Tetesan nur ilahiah yang diaplikasikan konselor Islami, melalui konseling, diharapkan dapat menggugah nurani klien. Nama demi Nama Allah Swt. dapat diwujudkan dalam perlakuan konselor di saat menghadapi klien.
1.     ar-Rahman ditunjukkan pada perbuatan konselor yang turut prihatin akan keadaan klien
2.     ar-Rahim tampak pada perbuatan konselor yang peduli akan keadaan klien yang mendambakan kasih sayang, simpati cinta suci, sehingga klien luput dari kealpaan, kelalaian, keras kepala, dan reaksi negatif lainnya.
3.     al-Malik tampak pada perbuatan konselor yang mengarahkan klien agar mampu menguasai kalbu dan dunia psikisnya, mampu menundukkan aiakanlsetan dan marahnya, sehingga lahir sikap kasih sayangnya ke jalan yang diridlai Allah Swt.
4.     al-Quddus tampak pada perbuatan konselor membantu klien agar mampu memberesihkan dan menyucikan hatinya dari pengaruh hawa nafsunya.
5.     as-Salam diwujudkan pada perbuatan konselor yang menumbuhkan rasa aman, damai, terlindung serta dilindungi, dan klien mampu menjaga semua anggota badannya dari perbuatan salah, keliru, haram, sehingga tidak menjadi budak hawa nafsunya.
6.     al-Mu'min diwujudkan pada perbuatan konselor yang menyebabkan keberadaan klien dirasakan menjadi rahmat oleh lingkungan masyarakatnya, dan tidak menumbuhkan kemadlaratan.
7.     al-Muhaimin diwujudkan pada perbuatan konselor yang menyebabkan klien mampu memelihara diri dan kalbunya, sehingga dapat memperbaharui keadaan batiniyyahnya untuk mencapai kesempurnaan.
8.     al-Aziz nampak pada perbuatan konselor dalam mempengaruhi klien agar kembali ke jalan yang benar, dengan tenteram.
9.     al-Mutakabbir diwujudkan pada perbuatan konselor yang membantu klien agar mengabaikan pengaruh negatif yang dapat menghalangi kalbunya dari dzikrullah.
10.  al-Kholiq diwujudkan pada perbuatan konselor untuk membantu klien agar senantiasa menggunakan pegetahuannya untuk menciptakan berbagai maslahat, berdasarkan potensi yang dimilikinya dalam mengarungi kehidupan dunia.
11.  al-Bari diwujudkan pada kemampuan konselor untuk membantu klien agar menciptakan keselarasan dan keseimbangan, terpelihara dari keganjilan kekeliruan, kezhaliman dan kebingungan.
12.  al-Mushawwir diwujudkan pada kegiatan konselor memolakan agar kata hati klien mencerminkan nur ilahiah.
13.  al-Ghoffar diwujudkan pada pribadi konselor yang faham akan kesulitan yang dihadapi dan dirasakan klien.
14.  al-Qahhar diwujudkan pada perilaku konselor yang mampu menggunakan kepakarannya untuk membantu klien.
15.  al-Wahhab diwujudkan pada perbuatan yang bijak, bajik dan memungkinkan klien senang mengungkapkan segala harapan, pandangan dan segala persoalan yang dihadapinya.
16.  ar-Razzaq diwujudkan pada sikap konselor yang proaktif menjemput klien sebelum meminta bantuan.
17.  al-Fattah diwujudkan pada perilaku konselor yang siap memberi jalan kepada klien untuk mengungkapkan keinginan, kehendak, harapan serta pandangannya tentang orang lain.
18.  al-Alim diwujudkan pada perilaku konselor yang tampil sebagai manusia bijak yang siap menghadapi klien dan tidak terlalu banyak tanya, yang dapat menumbuhkan rasa tak percaya pada kemampuan konselor. Ia lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
19.  al-Qobidl diwujudkan pada perilaku konselor yang mampu mengatur waktu secara efisien, dalam memfokuskan bahan pembicaraan dengan klien.
20.  al-Basirh diwujudkan pada perilaku konselor yang menyebabkan klien ceria, berseri-seri, merasa lepas dari beban yang ditanggungnya.
21.  al-Jami’diwujudkan pada kemampuan konselor untuk menurunkan ketegangan klien d4lam merespon lingkungan, mengembalikan peran kata hati dalam pengambilan keputusan.
22.  al-Jami' diwujudkan pada kemampuan konselor untuk melihat keutuhan pribadi klien yang tidak terpisah-pisah.
Pengembangan fithrah manusia mengandung makna mengoptimalkan fungsi kata hati, memfungsikan kembali nurani dalam segal gerak hidupnya, berpribadi kokoh yang mampu mengambil keputusan berdasarkan nuraninya.
Demikianlah beberapa butir aplikasi Asmaul Husna dalam mengoptimalkan fungsi kata hati yang sesuai dengan fitrah manusia, dalam upaya meraih Nur llahiyah.
Iqbal (M.I. Sulaeman l98l:26) berpendapat, bahwa semua organisme hidup, berjuang untuk mencapai tingkatan individualitas yang lebih kompleks dan sempurna. Pada manusia gejolak kreatif ini telah menunjukkan keunggulannya dengan gemilang dan memungkinkannya untuk mengembangkan segala dayanya yang telah membuka kemungkinan baginya untuk mengembangkan kebebasannya yang tak terbatas.
Segala sesuatu dipenuhi luapan untuk menyatakan diri.
Setiap.atom merupaknn tunas kebesaran !
Hidup tanpa geiolak meramalkan kematian.
Dengan menyempurnakan diri
Insan mengarahkan pandang pada Tuhan!
kekuatan individualitas mengubah biji sawi setinggi gunung;
Kelemahannya menciutkan gunung sekecil biji sawi!
Engkaulah semata
Realitas di AIam Semesta.
Selain engkau hanyalah maya belaka !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar