Rabu, 27 November 2013

Dari hati ke hati, alternatif layanan Penguasaan Konten : Qolbu.


Dahlan dan Syihabudin (2001: l3) mengemukakan bahwa pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dijawab melalui Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut:


Jika seorang muslim melakukan suatu dosa, timbullah noda
hitam dalam qolbunya. Jika dia bertaubat, berhenti, dan meminta
kemuliaan, jernihlah qolbunya. Jika dosanya bertambah,  bertambahlah nodanya
hingga menutupi qolbunya. Noda itulah yang dimaksud dengan arran
di dalam firman (Q.S. Al-Muthaffifin 83: l4), "sama sekali
tidak demikian, tetapi apo yang dahulu senantiasa mereka menutupi
hatinya ". (HR.. Muhammad bin Basyar).


Sementara itu dalam hadist yang diriwayatkan oleh Mujahid             (Al Ghozali, IV : 42-52) dikatakan :

Qolbu itu ibarat telapak tangan yang terbulu. Jika seorang hamba berbuat dosa, lipatlah sebuah jari sehingga seluruh jari melipat (tangan mengepal) maka qolbu pun tertutup itulah yang dimaksud dengan terkuncinya qolbu.

Kedua hadist di atas menjelaskan dampak dari perbuatan dosa terhadap qolbu yang merupakan dinamisator bagi jasad manusia. Semakin banyak dosa yang dilakukan semakin pekatlah hatinya oleh noda, sehingga ia. tidak tertembus oleh cahaya Al-Quran. Padahal untuk itulah Allah Swt.  menurunkan Al-Quran sebagai referensi bagi daya qolbu dalam menengahi konflik berbagai kepentingan.
Setelah menelaah dan mencermini aib diri kita masing-masing Insya Allah kita menjadi arif..  Seberapa banyakkah noda dan aib diri? Seberapa tebalkah noda hitam itu di qolbu kita? Langkah selanjutnya adalah membersihkan noda dan aib diri yang kita ketahui melalui proses taubat dan istighfar.
Menurut Gymnastiar (2002: 19) ada tiga langkah dalam mengupayakan taubat nasuha yaitu: 1). Kita harus belajar menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Tidak termasuk orang yang bertaubat ketika merasa bangga dengan kebusukan masa lalunya. Jangan sampai kita berpikir untuk mengulanginya lagi. Rasa sakit, perih, penyesalan, itulah tanda-tanda kualitas taubat, 2). Secara jelas kita memohon ampunan misalnya dengan doa "rabbana zholamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhambna lanohtnanna minal khasirin." ("Wahai tuhan kami, kami sudah zalim pada diri kami sendiri. Kalau engkau tidak mengampuni dan tidak menyayangi maka tentulah kami akan menjadi orang yang merugi.") Berdoa memohon ampunan Allah bisa menggunakan bahasa apa saja asalkan tulus, dan 3). Ada keinginan kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Kesempurnaan taubat adalah menutupinya dengan perbuatan baik. Jika langkah tersebut telah dilakukan, insya Allah kita akan memiliki qolbu yang suci, bening, dan sehat. Al-Quran mengistilahkan qolbu yang demikian dengan Qolbun Salim. Wallahu a'lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar