Sabtu, 22 Februari 2014

Teori ITOP digunakan dalam pelatihan untuk menciptakan sekolah yang aman dan suskses


     Menggunakan Teori ITOP (Individu Theori of Practice) TStanley, 2004)
Teori ITOP digunakan dalam pelatihan untuk menciptakan sekolah yang aman dan suskses. Program ITOP memperkuat program yang sudah ada untuk mempetahankan sekolah yang aman dan kondusif dalam mencapai keberhasilan akademik. Penemuan dari beberapa penelitian (Hazler & Carney, 2000), menyatakan bahwa adanya kebutuhan yang mutlak untuk menciptakan keamanan dalam sekolah, untuk para siswa dan para pegawai di sekolah. Untuk meningkatkan keamanan sekolah, para pendidik percaya pada pelaksanaan  metode pengamanan khusus, meliputi detector logam, satpam, menutup jaringan televise, mengunci pintu dan jendela (kecuali pada satu atau dua gerbang), dan memeriksa loker (Nims, 2000). Meskipun metode ini cukup efektif, tetapi metode pengamanan tradisional juga memberikan dampak negative pada sekolah. Seperti keterbatasan dana sekolah, berkurangnya waktu dalam kelas, dan berkurangnya moral pada guru dan murid. (Glasser, 2000).
ITOP (Invitational Theory of Practice) adalah teori  untuk praktek komunikasi, menjaga pesan-pesan yang dikendekai secara ajeg untuk mengetahui, mengindentifikasi, dan merubah potensi-potensi destrutif. (Stenley, 2004). Ada empat elemen penting ITOP, yaitu : (1) Respek, adalah upaya konselor untuk menghargai siswa, menginvestasi rasa aman bahwa semua orang harus saling menghargai, apabila hal ini bisa tercipta di sekolah, maka kekerasan akan berkurang dan kebersamaan siswa bertambah. (2) Kepercayaan. Rasa percaya siswa pada guru akan diperoleh apabila guru bisa bekerja sama dengan siswa untuk menghargai perasaan baik dan sukses di sekolah. (3) Optimis. Potensi untuk menghargai perasaan baik dan sukses dalam hidup ini merupakan modal masa depan, bisa membantu kita dalam menyelesaikan tugas-tugas kehidupan, membuat kita lebih baik di sekolah dan sukses dalam kehidupan. (4) Tujuan. Tujuan merupakan faktor paling penting dalam terapi keberhasilan dan hidup yang sehat ini.
ITOP menggunakan pendekatan holistic yang melibatkan semua orang dan semua hal dalam lingkungan sekolah. Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ITOP adalah lima Ps (People, place, policies, programs, dan processes).
§  People
Dalam usaha untuk menjaga keamanan dan kesuksesan semua orang di sekolah, orang merupakan faktor yang paling utama. Menurut Barth (1990), faktor utama dalam keberhasilan siswa adalah kualitas hubungan antara para anggota sekolah. Ketika semua orang berpartisipasi dalam mengembangkan keamanan sekolah dan kesuksesan akademik, maka mereka semua akan memiliki perasaan kebersamaan. Tujuan sekolah yang paling penting adalah dimana semua orang dalam sekolah tersebut merasa diakui.
§  Places
Tempat awal untuk membuat sekolah lebih menarik adalah lingkungan sekolah. Banyak siswa yang mengeluhkan ruangan istirahat, cat tembok yang terkelupas, kantor yang berantakan, furniture patah, atau jendela yang kotor. Focus ITOP adalah tempat menjadi hal utama untuk lingkungan fisik.
§  Policies
Policies (kebijakan) mengacu pada prosedur, kode-kode, aturan dan pengaturan, baik tertulis maupun tidak, yang berpengaruh besar di sekolah. Sumbangan kebijakan komunikasi sangat kuat pada setiap pendangan, kemampuan, dan pemahaman diri (misalnya kepala sekolah yang bicara pengaruhnya sangat kuat), sehingga kebijakan dapat dijadikan promosi untuk disiplin, jadwal, aspek-aspek yang berkaitan pada kehidupan sekolah yang bisa dievaluasi, dihargai, dan tidak kaku.
§  Programs
Program ITOP berpotensi untuk bisa memfungsikan masyarakat sekolah pada level yang tinggi dan sangat memperhatikan demokrasi. Contohnya, murid-murid diajarkan untuk mengelola perasaan marah dalam kegiatan kelompok (misalnya, bagaimana menghadapi perilaku penggertak, bagaimana menghadapi kesulitan). Program-program ini dilakukan secara tutorial dan bekerja sama dengan aktivitas sekolah. Konselor bisa bekerja sama secar individual dan kelompok kecil dengan siswa yang peduli dengan kesuksesan sekolah, dan mengelola marah.
§  Processes
Proses merupakan cara yang ditempuh untuk memfungsikan keempat hal di atas (People, place, policies, programs). Proses dilakukan secara berkualitas, semangat kooperatif, demokratis, etik, memperhatikan etika dan norma. Memperluas jaringan kerja antara staaf sekolah, guru, murid, dan orang tua.
Langkah pendekatan yang bisa dilakukan dengan cara 1) identifikasi dan mengukur permasalahan. 2) Membentuk partnership, 3) Membuat tujuan pengukuran dan objek, 4) Pengembangan program dan strategi untuk mencapai tujuan, 5) implemestasi rencana, 6) mengevaluasi rencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar