Adakah bakat yang layu sebelum berkembang ? atau memang benar-benar layu tanpa dikembangkan ? Sekelumit pola pikir tentang itu ada di sini.
Hasil
penelitian Jellen dan Urban di Indonesia
(Dedi Supriadi, 2002) menemukan bahwa kreativitas anak berbakat Indonesia
cendrung rendah dibandingkan dengan beberapa negara yang diteliti. Secara mikro
kebermaknaan studi kreativitas dalam kaitannya dengan pendidikan terletak pada
hakekat dan perannya sebagai dimensi yang memberi ciri keunggulan bagi
pertumbuhan diri manusia yang sehat, efektif dan produktif.
Kenyataan
potensi kreatif anak berbakat ini belum sepenuhnya teraktualisasi dan
dikembangkan di sekolah. Ada beberapa kondisi yang terjadi di sekolah, seperti
kecenderungan sekolah menghambat kreativitas anak dengan mengembangkan pola
berimajinasi pada anak. Sekolah lebih mementingkan pengembangan nalar,
sementara ransangan daya pikir kreatif terabaikan. Di sekolah anak-anak hanya
dilatih untuk mencari satu jawaban yang bersifat tunggal, seragam dan sesuai
dengan keinginan guru. Pendidikan di sekolah menuntut konformitas atau
keseragaman. Apa yang disebut berpikir divergent, yang menghargai
perbedaan-perbedaan dalam mengekspresikan pendapat terhadap suatu persoalan
justru tertutup. Di sekolah imajinasi anak tidak berkembang. Kreativitas dari
orisinilitas pemikiran individu kurang mendapat tempat. Jawaban suatu persoalan
yang bersifat tunggal dan seragam menjadikan anak tidak bisa melihat persoalan
itu dari berbagai perspektif. Pada hal dalam kehiduapan justru kemampuan untuk
melihat berbagai alternative penyelesaian atas suatu persoalan sangat
diperlukan.
Fenomena
lain di sekolah betapa banyak kuncup kreativitas anak berbakat “layu sebelum
berkembang”. Di taman kanak-kanak atau sekolah dasar misalnya, guru-guru tidak
memberikan kebebasan pada anak. Contoh dalam mata pelajaran menggambar daun
harus berwarna hijau, dan jika anak mewarnainya dengan ungu atau kuning tidak
diterima oleh guru. Menggambar langit dan laut harus berwarna biru, bila anak menggambar dengan warna merah atau kuning
keemasan maka itu salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar